Dalam psikologi perkembangan dikenal interaksi antara bakat dan lingkungan (nature vs nurture). Kalau bakat sudah ditemukan, usaha pencetakan atlet sangat diperlukan. Keberhasilan korea selatan atau jepang dalam olahraga di tingkat dunia jelas menujukan keberhasilan “mencetak atlet”. Pada Negara maju, tentunya dengan pengetahuan yang maju serta di tunjang peralatan canggih, mereka berhasil mengembangkan para etlet sampai ke puncak penampilannya sajajar dengan atlet-atlet dunia lainnya (tentu tidak pada semua cabang olahraga).
B. Psikologi Belajar
Proses belajar menjadi ciri umum dari individu yang sedang tumbuh dan berkembang. Belajar bisa belangsung secara pasif melalui intansi atau secara aktif yang sengaja di buat, diprogramkan atau diintruksikan. Banyak penampilan yang Nampak sekarang ini adalah hasil proses belajar (aktif atau pasif). Proses pembentukan ini banyak mempergunakan dasar dan konsep psikologi belajar.
Dalam usaha mencentak atlet yang baik perlu usaha keras dan berbagai pihak. Pada atlet pemula atau muda usia, peran serta dari keluarga (orang tua) besar sekali, dari minat dan bakat, dari kemampuan teknis sebagai bakat (potensi) yang dimiliki harus bisa di munculkan (aktualisasi) menjadi prestrasi.
C. Psikologi kepribadian
L.Cooper (1969) telah melakukan penelitian dalam jangka waktu lama, yakni dari tahun 1937 sampai tahun 1967. Ia menyimpulkan antara lain : “that atheletes wereclearly achievement oriented”. Aspek kepribadian yang cukup dominative dalam penampilan atlet ialah motivasi, emosi dan kognisi.
D. Psikologi Sosial
Proses sosialisasi menjadi salah satu aspek yang perlu mendapat pehatian khusus, agar pandangan dan sikap-sikapnya terhadap orang lain tidak menjadi sempit. Kepercayaan diri berkaitan pula dengan pengaruh sekelilingnya. Dalam hal ini yang jelas adalah pengaruh penonton. Penonton adalah sekelompok massa yang bisa menekan perasan atlet, sekalipun dalam hal-hal tertentu dapat menjadi pendorong positif kearah penampilannya yang optimal.
Pendekatan psikologi social dapat diarahkan untuk mengubah sikap penyesuaian diri serta kepercayaan diri seorang.
E. Psikometri
Penilaian terhadap atlet merupakan usaha untuk menentukan langkah-langkah dalam pembinaan lebih lanjut atau mengambil tindakan-tindakan cepat sesuai dengan kebutuhannya. Penilaian ini menjadi masalah yang rumit dalam olahraga. Seorang pelatih tinju bisa menilai kelemahan-kelemahan petinjunya, meskipun penilaian itu tidak selalun sama dengan pelatih lain. Demikian pula pelatih-pelatih lain dalam cabang olahraga tennis, tennis meja, bulu tangkis, taekwondo, pencak silat, bahkan juga dalam olahraga kelompok seperti bola basket, bola voli dan sepak bola. Kreteria untuk melakukan penilaian acapkali tidak jelas, kabur dan terlalu penyusunan tes agar validitas dan reliabilitasnya terjamin.
Penggunaan psikometri harus menjadi kebijaksanaan dan bahkan peraturan sehingga semua hal, yang akan ditentukan mengenai kepribadian atlet dapat dilakukan dengan dasar patokan yang mantap.