MOTIVASI DALAM OLAHRAGA

Berbagai permasalahan di dalam pembinaan olahraga merupakan tantangan besar yang dihadapi oleh para pembinaan olahraga di Indonesia. Sentral permasalahan pembinaan olahraganya sendiri di Indonesia menjadi hancur. Sebagai orang berpendapat bahwa atlet kurang dimotivasi untuk berprestasi. Berbagai upaya diharapkan dapat meningkatkan motivasi atlet termasuk di dalam pemberdayaan motivator dengan harapan agar atlet termotivasi untuk berprestasi. Hanya sayang sampai saat ini dampak pemberdayaan motivator belum juga dirasakan, karena:
  1. Mungkin rumusan motivasi itu sendiri belum berjalan jelas, seolah-olah hanya menbangkitkan semangat jua kepada prajurit untuk berperang.Karna motivasi bukan satu-satunya factor yang menjadi kendala bagi etlet untuk berprestasi, kerna di dalam oahraga setidaknya sejumlah aspek seperti kondisi, emosi dan prilaku, di samping motivasi memiliki peranan yang sama pentingnya dalam mempengaruhi prestasi atlet (Smith, 1993).
  2. Motivasi baik bersifat Intrinsik maupun Eksrtinsik harus terarah pada suatu sasaran tertentu.
  3. Motivasi di pengaruhi oleh beberapa factor yang sangat komplesk, termasuk didalamnya intensitas atau dasarnya tekanan (strees) yang menghambat seseorang untuk mengembangkan motivasinya (Weingerg & Gould 1995).
PENGERTIAN MOTIVASI
  1. Menurut David Krech (1962), motivasi adalah kesatuan keinginan dan tujuan yang menjadi pendorong tingkah laku.
  2. Menurut Barelson dan Steiner (1980), motivasi adalah kekuatan dari dalam menggerakan dan mengarahkan atau membawa tingkah laku kearah tujuan.
  3. E.J. Murray (1994), motivasi adalah factor internal dari dalam yang mengintergransikan tigkah laku seseorang.
  4. M.L Kalmesh (1983), motivasi adalah kecendrungan yang mengarahkan dan memilih tingkah laku yang terkendali sesuai dengan kondisi dan kecendrungan mempertahankan sampai tujuan tercapai.
  5. Robert.N. Singer (1986), motivasi adalah dorongan untuk mencapai tujuan, Robert Singer membagi dua dorongan: Fisik dan Motif sosiai
  6. W.S. Winkel (1983), Wahjosumidjo (1985), Kemlesh (1983), membagi motivasi menjadi dua:( Motivasi Intrinsik, Motivasi Ekstrinsik)
TEORI MOTIVASI
Ada beberapa teori motivasi yang cukup menarik untuk di bicarakan, yakni Teori Hedonisme, Teori Naluri, Teori Kebudayaan, Teori Kebutuhan dan Teori Berprestasi.


1. Teori Hedonisme
Teori ini mengatakan bahwa manusia memilih aktifitas yang menyenangkan dan mengenyampingkan yang tidak menyenagkan.
2. Teori Naluri
Setiap manusia memiliki naluri yang berbeda-beda, seperti naluri mempertahankan diri, mengembangkan diri dan mengembangkan jenis.
3. Teori Kebudayaan menghubungkan
Teori ini menghubungkan tingkah laku manusia berdasarkan pola kebudayaan tempat ia berada.
4. Teori Kebutuhan
Pada dasarnya manusia mempunyai banyak kebutuha fisik maupun psikis. Kebutuhan fisik seprti makan, minum, oksigen. Sedangkan kebutuhan psikis seperti afeksi (rasa kasih sayang), aman, aktulisasi (meningkatkan diri).
Maslow membagi kebutuhan manusia pada lima tingkatan:
1. Kebutuhan mempertahankan hidup (psychological Needs)
2. Kebutuhan rasa nyaman (Safety Neesd)
3. Kebutuhan sosial (Sosial Neesd)
4. Kebutuhan akan penghargaan / harga diri (Esteem Neesd)
5. Kebutuhan aktualisasi diri (Self Actualization)

5. Teori Berprestasi
Mendorong individu untuk berperestasi.

MOTIVASI INTRINSIK DAN EKSTRINSIK
1. Motivasi Intrinsik
Motivasi Intrinsik adalah dorongan dari dalam yang menyebabkan individu berpartisipasi. Dorongan ini bawaan sejak lahir sehingga tidak dapat di pelajari.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi Ekstrinsik adalah dorongan yang berasal dari luar individu yang menyebabkan individu berpartisipasi dalam olahraga. Dorongan ini berasal dari pelatih, guru, orang tua, bangsa atau berupa hadiah, sertifikat penghargaan atau bunus. Motivasi ekstrinsik dapat di pelajari dan tergantung pada besarnya nilai penguat itu dari waktu ke waktu.

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI

Menurut Krech, R.S. Crutchfield dan E.L. Ballachey (1962), motivasi di pengaruhi oleh : pengalaman akan pemenuhan kebutuhan, perasaan dan pikiran dalam diri individu, dan lingkungannya.
Menurut Kemlesh (1983), kondisi factor yang mempengaruhi motivasi dalam pendidikan jasmani dan olahraga adalah:
1. Sehat fisik dan mental. Kesehatan fisik-psikis merupakan kesatuan organis yang memungkinkan mitivasi berkembang.
2. Lingkungan yang sehat dan menyenangkan.
3. Fasilitas lapangan dan alat yang baik untuk latihan.
4. Olahraga yang disesuaikan dangan bakat dan naluri.
5. Program pendidikan jasmani yang menuntut aktivitas.
Motivasi keolahragaan di pengaruhi oleh faktor intern dan ekstren. Faktor intern adalah bawaan atlet, tingkat pendidikan, pengalaman masalalu, cita-cita dan harapan individu. Faktor ekstern adalah fasilitas, sarana, dan lapangan, metode latihan dan lingkungan. 


TEKNIK MENINGKATKAN MOTIVASI

Beberapa teknik untuk meningkatkan motivasi adalah teknik verbal, tingkah laku, insentif, supertisi, cintra mental.
1 Teknik Verbal
Teknik Verbal dapat dilakukan dengan cara : 

  • Pembicaraan yang dapat membangkitkan semangat
  • Pendekatan terhadap individu
  • Diskusi
Langkah-langkah yang perlu di perhatikan dalam melakukan taknik verbal yaitu sebagai berikut :
a. Memberikan pujian terhadap apa yang telah dilakukan oleh atlet dan jelas apa yang dibuatnya. Untuk memberikan atlet agar percaya diri dan mampu menampilkan kemampuanya dangan baik.
b. Berikan koreksi dan sugesti
c. Berikan semacam petunjuk yang dapat meyakinkan atlet bahwa dengan latihan yang baik ia dapat mengatasi semua kelemahan.

2 Teknik Tingkah Laku (Behavioral)

Keberhasilan atlet dalam latihan maupun dalam pertandingan menuntut sikap tertentu, seperti jujur, sportif, tekun, kreatif, dinamis, dan dedikasi yang tinggi terhadap tugas-tugas dan latihan. Agar dapat di wujudkan menjadi tingkah laku atlet, maka pelath harus memperagakan sikap-sikap tersebut dalam tingkah laku sehari-hari.
Teknik ini menekankan relasi antara pelatih dan atlet. Peltih hendaknya berlaku sebagai bapak terhadap anak-anaknya, pada saat-saat tertentu berlaku sebagai pemimpin tehadap anggota dan sebagai guru terhadap muridnya.

3 Teknik Insentif

Teknik insentif ini memberikan hadiah yang berupa materi atau lainnya. Tujuan teknik ini ialah menambah semangat berlatih atau bertanding, meningkatkan gairah untuk berprestasi, meningkatkan kosentrasi dan menenangkan pertandingan.

4 Supertisi

Supertisi adalah kepercayaan akan sesuatu yang secara logis atau ilmiah kurang diterima, namun di anggap membawa keberuntungan dalam bertanding atau kopentisi. Contoh bagi pemain bola, sepatu bola yang harus dipakai mulai kaki kanan, masuk pertandingan harus melangkah kaki kanan.

5 Citra Mental (Mental Image)
Citra mental dimaksudkan melatih atlet membuet gerak-gerakan yang benar melalui imajinasi. Setelah gerak-gerakan dimatangkan dalam imajinasi kemudian benar-benar dilaksanakan untuk dievaluasi.

2 komentar: