TES
KELENTUKAN ( FLEXIBILITY )
Tes
kelentukan atau flexibility meter dilakukan untuk memperoleh data dimana dari
data tersebut kita dapat mengetahui tingket kelentukan seseorang. Tingkat
kelentukan seseorang pasti berbeda satu sama lain. Sehingga memang perlu
diadakan pengukuran untuk mengambil data kelentukan seseorang, karena sangat
bermanfaat untuk beberapa tujuan yang diinginkan seseorang. Alat yang digunakan
untuk tes kelentukan biasanya yaitu bangku/mistar dengan ukuran 50 cm atau
biasa juga yang disebut dengan Flexibility Meter. Satuan alat ini yaitu
Centimeter (Cm).Ada beberapa macam jenis tes dari tes kelentukan atau
flexibility. Tapi akan dijelaskan dibawah tentang 2jenis tes kelentukan, yaitu
sit and reach dan standing trunk flexion.
a. Sit and
Reach
- Prosedur pelaksanaan tes :Peserta tidak memakai alas kaki- Peserta duduk dengan kaki lurus menyentuh balok tes.- Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )- Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan menyentuh mistar skala/pengukur.- Tangan yang mendorong harus selalu menempel di alat tes.- Dimulai dari angka -20.( karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu )-Dilakukan 3 x, diambil hasil tes yang terbaik.
- Norma Sit and reach.Kategori Pria WanitaBagus Sekali +21 +22Bagus +17 +18Sedang +11 +12Cukup +5 +8Kurang -2 +2b. Standing Trunk Flexion
- Prosedur pelaksanaan tes :Peserta tidak memakai alas kakiPeserta berdiri dengan kaki lurus diatas balok tes.Lutut bagian belakang lurus ( tidak boleh ditekuk )Pelan-pelan bungkukkan badan dengan posisi tangan lurus, ujung jari dari kedua tangan menyentuh mistar skala/pengukur.Tangan yang mendorong harus selalu menempel di alat tes.Dimulai dari angka -20.( karena tingkat kelentukan masing- masing individu itu berbeda-beda, jadi jika hal ini dimulai dari angka nol, objek sudah tidak mampu )Dilakukan 3 x, diambil hasil tes yang terbaik.
KELINCAHAN (
AGILITY )
Tes agility
atau yang kita kenal sebagai tes kelincahan terdiri dari bebrapa gabungan
komponen fisik yang lain. Tes agility terdiri dai kelentukan, kecepatan, dan
keseimbangan.sehingga memang tes agility ini sangat manfaatnya dan sangat
dibutuhkan dikalangan penguji atau pengetes ( guru atau pelatih pada khususnya
). Bagi orang ciba atau atlet akn membutuhkan bebrapa kemampuan dan dasar dari
ketiga komponenn ( kelentukan, keseimbangan, dan kecepatan ) tersebut jika akan
melakukan tes agility atau kelincahan.
Shuttle Run
Shuttle run
yaitu biasa dikiaskan lari bolak-balik. Ditempuh dengan jarak 40 meter. Jarak
lintasan bisa dimodifikasi sendiri oleh pengetes. Jika terdapat tiga garis dan
masing-masing garis berjarak 5 meter, maka orang coba akan melakukan 4 kali
melewati garis finis.
Ex : A Start
/ Finis B
1
2
3
4
5
Keterangan :
Terdapat 3 garis, garis A, garis B dan garis start finis.
Tanda panah adalah praktek lari yang akan dilakukan oleh orang coba.
Prosedur
pelaksanaan tes :
• Start berdiri.
• Kaki menginjak garis start dan tidak boleh melebihi garis start.
• Menunggu aba-aba ( peluit atau ucapan ” siap, ya”
• Kedua kaki melewati garis A kemudian lari menuju garis B dan melewatinya,
lalu kembali lagi.
• Finis, jika salah satu kaki menginjak garis finis.
• Alat yang harus disiapkan sebelum tes yaitu, stop watch, peluit, dan 3 garis.
TES
KESEIMBANGAN ( BALANCE )
Tes ini
dilaksanakan agar penguji atau pengetes dapat mengetahu tingkat keseimbangan
orang coba atau atlet. Tes ini juga akan bermanfaat untuk pengembangan
prestasi, motivasi dan tujuan pengukuran yang lain yang dibutuhkan penguji.
Di dalam komponen tes keseimbangan terdapat banyak macam jenis tes yang bisa
dilaksanakan. Diatntaranya adalah:
1. Static Balance
2. Tripod balance
3. Tip Up Balance
4. Handstand
5. Head Balance
Tapi dibawah ini akan dijelaskan prosedur pelaksanaan tes keseimbangan yang
menggunakan alat coba yang bernama Balance One
Prosedur Pelaksanaannya sebagai berikut :
- Pertama-tama. Alat tes harus On. Tombol On/Off berada dibelakang.
- Alat pijakan keseimbangan disatukan dengan alatnya.
- Alat tes bisa disesuaikan dengan tinggi badan orang coba.
- Setelah itu berdiri diatas alat pijakan dengan satu kaki saja.
- Antara kaki yang satu dengan kaki yang lain tidak boleh bersentuhan atau
fikasih jarak keduanya.
- Tangan direntangkan dan mata dipejamkan.ü
- Alat akanü menghitung jika sudah ada tanda mulai brupa bunyi. Sebelumnya alat
akan men9hitung mundur dari 5. baru akan menghitung.
- Satuan alat ini adalah detik
- Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
- Standart hasil tes ini adalah 10 detik.
- Semakin banyak semakin bagus.
TES REAKSI
Tes reaksi
pada dasarnya dilaksanakan untuk mengetahui tingkat reaksi seseorang dalam
suatu kondisi tertentu.hal ini sangat diperlukan dalam pengembangan prestasi.
Karena akna banyak kita hadapi berbagai situasi dal berolahraga. Tes reaksi
diantaranya adalah Whole Body Reaction dan Speed Anticipation Reaction.
- Whole Body ReactionJenis tes ini terdapat dua macam. Yaitu Visual dan Audiovisual.Jika visual hanya menggunakan alat indra mata saja dalam tes ini.yaitu dengan melihat cahaya pada alat tes. Disana akan terdapat tiga warna. ( red, blue, and yellow ) Tetapi jika yang Audiovisual yaitu menggunakan mata dan telinga, karena yang akan terdapat di alat tes adalah suara dan cahaya.( 50, 1k, 3k )Prosedur pelaksanaan tes ( visual) :o Alat ono Orang coba berdiri pada alas tumpu yang tersedia. ( boleh rileks saja )o Pandangan kearah sensor yang akan mengeluarkan cahaya.o Ketika lampu menyala, orang coba secepatnya melakukan reaksi dengan membuka kedu kaki atau mengeluarkan kedua kaki dari alas tumpu tadi.o Satuan alat ini adalah detiko Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.o Norma Whole Body ReactionKategori Prestasi (dtk)Istimewa 0.001 – 0.100Bagus Sekali 0.101 – 0.200Bagus 0.201 – 0.300Cukup / Sedang 0.301 – 0.400Kurang 0.401 – 0.500Kurang Sekali 0.501 – ke atas
- Speed Anticipation ReactionTes ini dilaksanakan untuk mengetahui antisipasi seseorang.- Alat on- Terdapat tombol start dan restart- Satuan alatnya Second- NormaNormal 1.00- 2.00 detikTidak Normal 0.99 kebawah dan 2.01 keatasDi dalam papan alat tesTerdapat daerah momentum dan blank spotOrang coba duduk di depan papan tersebut.Perhatikan cahaya yang berjalan di daerah momentumDan bayangkan cahaya itu tetap berjalan pada daerah blank spot dan pencet tombol jika sudah anda bayangkan cahaya itu sudah masuk pada lingkaran.
KEKUATAN
Push ( Tes
Kekuatan Mendorong (Otot Bahu)
a. Alat yang digunakan dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Expanding
Dynamometer, satuan dari alat ini adalah kilogram (Kg)
b. Prosedur pelaksanaan tes
- Orang coba berdiri tegak dengan posisi kaki dibuka kurang lebih 20 cm atau
selebar bahu
- Pandangan lurus kedepan
- Expanding Dynamometer dipegang dengan kedua tangan
- Diangkat dengan kedua tangan berada di dipan dada.
- Badan dan alat menghadap keluar atau ke depan
- Kedua lengan atas kesamping dan siku ditekuk
- Jarum dynamometer berada pada angka nol
- Kemudian dorong sekuat-kuatnya expanding dynamometer dengan kedua tangan
- Hanya dengan sekali dorongan saja
- Alat ataupun tangan tidak boleh menyentuh badan
- Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Back and Leg
Back and Leg dilaksanakan untuk mengetahui kekuatan otot extensor punggung dan
kekuatan otot extensor kaki (tungkai). Kekuatan otot ini juga termasuk dalam
komponen kesegaran jasmani, maka sangat perlu untuk kekuatan otot ini tetap
selalu dilatih untuk ditingkatkan kekuatannya. Karena akan bermanfaat bagi
pengembangan fisik atau prestasi atlet.
Back
(kekuatan otot extensor punggung)
a. Alat yang digunakan dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Back And Leg
Dynamometer, satuan dari Back And Leg Dynamometer adalah kilogram (Kg).
b. Prosedur pelaksanaan tes
- Orang coba berdiri di atas tumpuan back leg dynamometer
- Kedua tangan memegang tongkat pegangan back leg dynamometer
- Kedua tangan lurus
- Kedua siku tidak boleh ditekuk
- Punggung dibungkukan sehingga membentuk sudut 30 derajat terhadap garis
vertikal
- Kedua kaki tetap lurus
- Pandangan tetap kedepan
- Kemudian tarik tongkat pegangan keatas sekuat tenaga dengan car meluruskan
kembali penggung.
- Tumit tidak boleh diangkat dan kaki tetap lurus
- Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
Leg
(kekuatan otot extensor kaki (tungkai)
a. Alat yang digunakan dalam tes kekuatan otot mendorong adalah Back And Leg
Dynamometer, satuan dari Back And Leg Dynamometer adalah kilogram (Kg).
b. Prosedur pelaksanaan tes
- Orang coba berdiri di atas tumpuan back leg dynamometer
- Kedua tangan memegang bagian tengah tongkat pegangan back leg dynamometer
- Kedua tangan lurus
- Punggung lurus
- Sedangkan lutut ditekuk mebuat sudut krang lebih 120 derajat.
- Setelah itu tarik tongkat pegangan keatas sekuat-kuatnya dengan meluruskan
lutut.
- Tumit tidak boleh diangkat
- Dilakukan 3 kali, diambil hasil yang terbaik.
TES POWER
Tes power
adalah gabungan komponen fisik dari kekuatan dan kecepatan. Jadi orang coba
harus memiliki kedua komponen kondisi fisik tersebut untuk melakukan tes ini.
Tes power juga sangat diperlukan dan sangat bermanfaat untuk pengembangan
prestasi atlet atau orang coba. Banyak tujuan yang akan diambil dari tes ini
seperti tes-tes yang lain yang telah dijelaskan di atas.
Explosive
Power ( Daya Ledak Otot )
Daya ledak
otot atau Explosive power adalah tenaga yang dapat dipergunakanmemindahkan
berat badan/beban dalam waktu tertentu, seperti meloncat / melompat. Daya ledak
seseorang dapat diukur atau diketahui dengan cara tes. Untuk mengukur atau
megetahui kekuatan loncat seseorang kita bisa menggunakan jenis tes Vertikal
jump.
Vertikal Jump
Tes menggunakan alat yang bernama Jump Meter Digital
Satuan jump MD adalah centimeter (Cm)
Presedurnya, pertama-tama alat harus On.
-Lalu alat disabukkan diatas pinggang
-Objek berdiri tegak, wajah menghadap ke depan.
-Loncat boleh menggunakan awalan atau tidak, sesuai dengan keinginanØ orang
coba.
-Loncat dimulai dari dalam lingkaran yang telah disediakan, begitu juga dengan
mendaratnya badan, -kaki harus tetap berada di dalam lingkaran tersebut. (
minimala 1 kaki)
-Jika ketika mendarat kedua kaki berada di luar lingkaran, maka hasil tes gagal
atau tidak dianggap/tidak sah.
-Dilakukan sebanyak 3 kali. Diambil hasil yang terbaik.
TES
ENDURANCE
Tes
endurance biasanya lebih dikenal dengan tes daya tahan tubuh seseorang. Tes ini
sangat penting sekali dan biasanya sering sekali dipaki para pelatih untuk
pengembangan fisik atau evaluasi perkembangan dan pelatihan seorang atlet.
Bermacam- macam jenis tes yang dilakukan para pelatih untuk melakukan tes
endurance ini. Dan dari masing-masing jenis tes akan mempunyai hasil dari
tujuan yang berbeda-beda pula.
Beberapa
macam Tes Endurance :
1. 2,4 Km Lari
2. 4,8 Km Jalan
3. Lari 12 menit
4. lari 15 menit
5. harvard Test ( bangku )
6. Sharky Test ( bangku )
7. MFT
MFT ( Multi
Fitnes Test )
Multi fitnes test ( MFT ) adalah suatu jenis tes daya tahan atau Endurance yang
bertujuan untuk mengetahui VO 2 Max. di Indonesia, oramg-orang biasanya
menyebutnya Tes Tung ( Bleep Test ). Satuan dari tes ini yaitu cc/Kg bb/menit.
Di dalam jenis tes ini terdapat beberapa kelemahan, kelemahan tersebut yaitu
tidak adanya perbedaan prosedur pelaksanaan atau norma antara peserta atau
orang coba laki-laki dan wanita. Yang kedua yaitu tidak adanya perbedaan faktor
usia di dalamnya.
Beberapa hal tentang tes MFT :
• Pertama kita harus menyiapkan kaset, tape atau VCD.
• Menyediakan stop watch, alat tulis, dan lintasan
• Jarak lintasan yang akan dilalui adalah 20 meter, tapi kita harus menyiapkan
jarak minimal 30 M.
• Start bisa dimulai dari garis manapun, tetapi ketika start kaki tidak boleh melebihi
garis start.
• Ketika pembalikan, salah satu kaki dan setengah dari tubuh harus melewati
garis. Jika lebih juga tidak apa-apa.
• Dikatakan tes ini selesai atau berhenti jika peserta telah melanggar atau
tidak mengikuti perintah dari kaset 2 kali berturut-turut.
sumber :http://indragunawan86.wordpress.com/2012/06/08/tes-dan-alat-untuk-mengukur-komponen-fisik/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar